Operasi Dasar Pada PLC



Automation adalah proses yang terjadi dengan sendirinya dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia, proses tersebut sudah di rancang untuk melakukan tugas-tugas tertentu. Untuk melakukan automation process atau proses otomasi dibutuhkan perangkat-perangkat otomasi, salah satunya yaitu PLC (Programmable Logic Controller)

Pengenalan PLC sudah dibahas pada artikel sebelumnya. Pada artikel kali ini fokus pada operasi-operasi dasar yang bisa dilakukan PLC. Seperti pada penjelasan diatas proses otomasi memerlukan perangkat otomasi, sebagai salah satu perangkat otomasi, PLC mempunyai fungsi-fungsi dasar yang bisa dilakukan. Dengan fungsi atau operasi ini, PLC bisa mengendalikan beberapa proses yang diinginkan.

1. Self-Holding
Perhatikan gambar dibawah ini



Pada gambar diagram ladder diatas menggunakan 2 pushbutton (PB) NO(normally open) (0.01) dan NC(normally close) (0.02). Pada keadaan off saat PB1 belum di tekan, arus listrik tertahan di PB1 dan koil 100.00, saat di on atau PB1 ditekan, arus listrik mengalir ke koil atau LED. Maka LED menyala. Saat PB1 dilepas, arus listrik tetap mengalir ke LED karena keadaan ON tetap dipertahankan oleh koil 100.00. Untuk mematikan LED, PB2 ditekan, maka akan memutus arus listrik menuju koil atau LED. Maka koil dalam keadaan off. Terus dipertahankan off sampai PB1 ditekan kembali.

2. SET
Set adalah perintah yang merubah kondisi koil/output dari off atau on menjadi kondisi ON kemudian posisi ini dipertahankan selama PLC masih status RUN. Perhatikan gambar dibawah ini.



LED akan menyala saat PB1 ditekan, dan terus menyala walau PB1 dilepas. Cara menggunakan fungsi SET, sebagai berikut

Tempatkan New Contact pada rung, gunakan konektor input 0.00, beri label PB1. Kemudian di ujungnya tempatkan New PLC Instruction. Ketik SET 100.00 kemudian beri label LED



3. RESET
Kebalikan dari SET, RESET merubah kondisi koil atau output dari keadaan ON atau OFF ke kondisi OFF.



LED akan padam seterusnya walaupun PB1 ditekan dan dilepas. Berikut cara menggunakan fungsi RESET. Tempatkan New contact pada rung, disambungkan dengan New PLC Instruction, ketik RSET 100.00 kemudian beri label.



Fungsi SET dan RESET bila di kombinasikan akan menghasilkan fungsi yang sama dengan self-holding. Perhatikan gambar di bawah ini



PB1 berfungsi sebagai SET, PB2 berfungsi sebagai RESET, koil atau output yang di kendalikan sama yaitu 100.00. LED akan menyala bila PB1 ditekan dan PB2 dalam keadaan off atau tidak ditekan. Untuk mematikan LED PB2 ditekan.

4. Keep
Fungsi keep sama dengan fungsi SET dan RESET tapi lebih sederhana karena dalam satu rung.



Untuk menggunakan fungsi KEEP, pilih New PLC Instruction tempatkan di ujung rung, ketik KEEP 100.00, beri label. Untuk input keep yang dibawah, tempatkan New Contact pada satu rung dengan keep, tentukan port input 0.01. Hubungkan dengan garis New horizontal.


5. Counter
PLC mempunyai fungsi counter yaitu mencacah atau menghitung perubahan input. Fungsi ini sangat berguna, misalkan suatu output akan berubah kondisi bila diberi input dengan jumlah yang telah ditentukan. Contoh riil nya dalam proses packing, misal suatu kardus akan ditutup bila jumlah botol sudah ada 24, nah untuk menghitung 24 botol diperlukan fungsi counter.


Pada fungsi counter diatas, Counter 001 akan ON bila input bagian atas pada counter mendapat masukan 1 atau ON sebanyak 3 kali. Feedback Counter belum bisa digunakan kalau belum kita panggil fungsi counternya. Berikut ini cara menggunakan fungsi counter.


Tambahkan New Contact terlebih dahulu, kemudian New PLC Instruction,
ketik CNT 001 #3 , penjelasannya : 001 adalah nama counter, sangat berguna bila memakai counter lebih dari 1 dan digunakan untuk memanggil fungsi counter tersebut. #3 banyaknya hitungan untuk memicu counter agar keluarannya bernilai 1 atau ON.



Pada gambar diatas, output counter di panggil dengan menempatkan New Contact dengan port C001, C adalah counter, 001 adalah nama counter. Pushbutton 0.00 ditekan 3 kali maka LED 100.00 baru akan menyala. Untuk mematikannya tekan pushbutton Reset 0.01.

6. Timer
Pada operasi tertentu, output harus bernilai 1 setelah menunggu beberapa detik. Operasi tersebut bisa dihasilkan dengan fungsi timer. Sama seperti couter, fungsi timer harus di panggil terlebih dahulu untuk memicu atau mentrigger koil.



Pada diagram ladder diatas, timer akan memulai hitung mundur setelah pushbutton start ditekan. Untuk diketahui, timer akan bekerja bila tetap diberi input 1. Agar timer tetap menghitung walaupun pushbutton 0.00 dilepas, maka secara fisik pushbutton diganti dengan jenis NC (normally close) tapi pada diagram ladder tetap menggunakan NO (normally open).

Untuk menggunakan Timer, pertama tambahkan New contact tentukan port input 0.00. Kemudian New PLC Instruction, Ketikkan TIM 001 #100, beri label 10 detik


Kemudian panggil fungsi timer tersebut dengan nama T001 (nama timer yang sudah dibuat). Jangan lupa tambahkan koil di ujungnya.


Ketika disimulasikan beri input 1 pada pushbutton start, maka nilai BCD (binary coded decimal) mulai menghitung mundur dari angka 100 hingga 0, kemudian menghasilkan output bernilai 1 dan menyalakan LED.

Fungsi timer pada PLC merk OMRON, tersedia 2 jenis satuan, pertama TIM timer dengan faktor pengali 0,1 detik, satuan kedua TIMH faktor pengali 0,01 detik. Pada contoh yang telah dibuat ditentukan #100 artinya timer akan menghasilkan output bernilai 1 setelah menghitung selama 100 x 0,1 = 10 detik.


Link pembelian barang

  • PLC Omron Tipe CP1E-N20DR-A
  • Posting Komentar untuk "Operasi Dasar Pada PLC"